TRANSMISI OTOMATIS PADA MOBIL
TRANSMISI
OTOMATIS PADA MOBIL
Gmabar : Konstruksi Pump Impeller, Turbine Runner dan Stator
Gambar : Prinsip PemindahanTenaga
Gambar : Prinsip Pembesaran Momen
Gambar : Cara Kerja Lock Up Clutch Kecepatan sedang/tinggi
Gambar : Cara Kerja Lock Up Clutch Kecepatan sedang/tinggi
Pada artikel sebelumnya saya telah bahas tentang Transmisi Manual pada
kendaraan mobil, kali ini saya akan membahas tentang Transmisi Otomatis yang
digunakan pada kendaraan mobil.
Keuntungan dari transmisi otomatis daranya adalah :
a. Tidak adanya pedal kopling, sehingga pengoprasian kendaraan lebih mudah.
b. Perpindahan kecepatan dapat dilakukan secara lembut
c. Tidak terjadinya hentakan pada saat perpindahan kecepatan
1.
Fungsi dan macam transmisi otomatis
Transmisi
otomatis adalah transmisi yang perpindahan giginya terjadi secara otomatis
berdasarkan beban mesin (besarnya penekanan pedal gas) dan kecepatan kendaraan.
Transmisi otomatis dapat dibedakan dalam sistem perpindahan gigi dan waktu lock
up yaitu :
• Full hydraulic
Waktu perpindahan gigi dan waktu lock up
diatur sepenuhnya secara hidraulis.
• Electronic
Control Transmission (ECT)
Waktu perpindahan gigi dan waktu lock up
diatur secara elektronik. Tipe ini menggunakan data (shift and lock pattern)
yang tersimpan dalam ECU sebagai kontrolnya, juga terdapat fungsi diagnosa dan
fail-safe.
Transmisi
otomatis juga bekerja pada lima atau enam tingkat sebagaimana berikut :
1.
Netral : (N)
2.
Low
Range : (L) = mobil mulai
bergerak, kecepatan rendah, mendaki dan menurun
3.
Drive
Range : (D) = Kecepatan tinggi
pada jalan normal
4.
Reverse
Range : (R) = untuk mundur
5.
Parking
Range : (P) = berhenti atau parker
6.
Angka
2 : digunakan untuk menurun
Perubahan
kecepatan pada transmisi otomatis bergantung kepada injakan pedal gas dan
kecepatan poros kopel(profeller shaft). Dengan demikian jika tuas pengatur
terpasang pada posisi Low range, kendaraan akan mulai berjalan dari low gear
dan secara otomatis berpindak ke hight gear (kecepatan tinggi). Kemudian
apabila diperlukan momen yang besar, dengan menekan pedal akselerasi transmisi
akan segera berpindah dari hight gear ke low gear. Perpindahan secara otomatis
ini dapat dicapai sampai kecepatan 60 Km/jam. Diatas kecepatan 60 tidak akan
terjadi pemindahan walaupun pedal akselerasi ditekan dalam-dalam. Hal tersebut
dimaksudkan agar pada mesin tidak terjadi kecepatan putar yang berlebihan.
Automatic
Transmission terdiri dari :
1.
Full
hydraulic
2.
ECT
meliputi :
a.
Pengaturan
shift dan lock up timing
b.
Fungsi
Diagnosa
c.
Fungsi
fail-safe
d. Lain-lain
Gambar : Macam-macam
transmisi
2.
KEUNTUNGAN TRANSMISI OTOMATIS (FULL HYDRAULIC)
Dibandingkan
dengan transmisi manual, transmisi otomatis mempunyai beberapa keuntungan sebagai
berikut:
• Mengurangi
kelelahan pengemudi karena tidak ada pengoperasian pedal kopling dan pemindahan
gigi.
• Perpindahan gigi terjadi secara otomatis
dan lembut.
• Mengurangi beban mesin karena mesin
dan pemindah daya dihubungkan melalui fluida secara hidraulis (torque
converter).
3.
KEUNTUNGAN ECT
Dibandingkan
dengan transmisi otomatis full hydraulic, ECT mempunyai beberapa keuntungan
sebagai berikut:
• Pengemudi dapat memilih mode
penggendaraan.
• Mengurangi getaran perpindahan gigi
• Pemakaian bahan bakar lebih irit
• Mempunyai fungsi diagnosa dan memori
• Mempunyai
fungsi fail safe
Gambar : Konstruksi transmisi otomatis
4.
JENIS-JENIS TRANSMISI OTOMATIS
Transmisi
otomatis dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
• Automatic transaxle, digunakan untuk
kendaraan FF (Front-engine, Front-wheel-drive).
• Automatic transmission, digunakan
untuk kendaraan FR (Front-engine, Rear-wheel-drive)
Gambar : Jenis-jenis Transmisi
5.
KOMPONEN-KOMPONEN UTAMA
Transmisi
otomatis terdiri dari beberapa komponen utama sebagai berikut:
• Torque converter
• Planetary gear unit
• Hydraulic control unit
• Manual linkage
• Automatic
transmission fluid
6.
TORQUE CONVERTER
Torque converter dan kopling fuida mempunyai
konstruksi dan prinsip kerja yang sama. Seperti halnya pada kopling fluida, torque converter
dipasang pada sisi input shaft transmisi dan diikat dengan baut terhadap
bagian belakang poros engkol mesin melalui drive plate. Sedikit perbedaan dengan kopling fluida,
torque converter dilengkapi dengan sudu-suduyangberbentuk kurva dan dilengkapi
dengan sebuah stator yang dipasangkan diantara pump impeller dan turbine
runner.
Pada torque converter, stator merubah aliran
minyak ini sama dengan arah putaran pompa impeller dan ini tidak
memungkinkan merubah momen dengan menggunakan tenaga yang tertinggal di dalam
minyak. Bila terdapat perbedaan putaran yang besar antara pompa impeller dan
turbine runner, seperti halnya pada waktu mesin hidup dan propeller shaft masih
dalam keadaan berhenti maka aliran minyak diantara kedua bagian menjadi lebih
kuat dan stator akan segera menyesuaikan diri untuk emncapai momen yang besar.
Pada saat kecepatan turbine mendekati kecepatan pompa, putaran minyak akan
mengalir berangsur-angsur berkurang sampai mencapai perbandingan 1 : 1, maka
titik. Torque converter merubah momen dalam langkah yang tidak terbatas.
Pada putaran idling atau dalam keadaan di rem, di
dalam coverter tetap terjadi sirkulasi minyak, tetapi tidak memberikan
penambahan momen (tergelincir atau slip) dan berfungsi sebagai kopling seperti
halnya kopling fluida.
Fungsi
torque converter adalah:
•
Memperbesar momen
•
Sebagai kopling otomatis
•
Meredam getaran perpindahan daya
•
Sebagai flywheel
• Mengerakkan pompa oli
Komponen utama :
1. Torque converter
2. Transmission case
3. Transmission input shaft
4. Drive plate
Gambar :
Komponen-komponen torque converter
Keterangan :
1. Stator shaft 5.
Converter case
2. Stator 6.
Oil pump
3. Pump Impeller 7.
Transmission input shaft
4. Turbine
Runner 8.
One – Way Clutch
6.1.
Prinsip Kerja :
6.1.1.
Kendaraan
berhenti , mesin idling
Pada
saat mesin idle moment yang dihasilkan oleh mesin adalah minimum . Bila rem
dioperasikan ( parking / foot brake ) beban pada turbine runner menjadi besar
karena tidak dapat berputar . Akibat kendaraan berhenti, maka perbandingan
kecepatan antara pompa impeller dan turbine runner nol sedangkan torque
rationya maksimum . Oleh karena itu, turbine runner akan selalu siap untuk
berputar dengan moment yang dihasilkan oleh mesin.
Gambar : Prinsip kerja
Torque converter
6.1.2.
Kendaraan mulai
bergerak
Pada saat rem
dibebaskan, maka turbine runner dapat berputar dengan poros input transmisi.
Dengan menekan pedal Akselerator, maka turbine runner akan berputar dengan
moment yang lebih besar dari yang dihasilkan oleh mesin, jadi kendaraan
mulai bergerak.
6.1.3.
Kendaraan berjalan dengan kecepatan rendah.
Bila kecepatan
kendaraan bertambah, putaran turbine runner dengan cepat mendekati pompa
impeller. Torque rationya dengan cepat mendekati 1,0. Pada saat perbandingan
putaran turbine runner dan pompa impeller mendekati angka tertentu ( Clutch
Point ) , stator mulai berputar . Dengan kata lain Torque Converter mulai
bekerja sebagai kopling fluida. Oleh karena itu kecepatan kendaraan naik
hampir berbanding lurus dengan putaran mesin.
6.2.
KONSTRUKSI
6.2.1.
PUMP IMPELLER
Pump
impeller disatukan dengan converter case dan converter case dihubungkan ke
poros engkol melalui drive plate, ini berarti pump impeller akan berputar saat
poros engkol berputar. Pump impeler berfungsi untuk melemparkan fluida (ATF) ke
turbine runner agar turbine runner ikut berputar. Pump impeller terdiri dari
vane dan guide ring. Guide ring berfungsi untuk membentuk celah yang
memperlancar aliran minyak.
6.2.2.
TURBINE RUNNER
Turbine
runner dihubungkan dengan over drive input shaft transmisi, ini berarti turbine
runner berfungsi untuk menerima lemparan fluida dari pump impeller dan memutarkan
over drive input shaft transmisi. Turbine runner terdiri dari vane dan
guide ring. Arah vane pada turbine runner berlawanan dengan vane pump
impeler
6.2.3.
STATOR
Stator
ditempatkan di tengah-tengah antara pump impeller dan turbine runner. Dipasang
pada poros stator yang diikatkan pada transmission case melalui one way clutch.
Stator berfungsi mengarahkan fluida dari turbine runner agar menabrak
bagian belakang vane pump impeller, sehingga memberikan tambahan tenaga pada
pump impeller.
One
way clutch memungkinkan stator hanya berputar searah dengan poros engkol. Oleh
karena itu, stator akan berputar atau terkunci tergantung dari arah dorongan
minyak pada vane stator.
Gmabar : Konstruksi Pump Impeller, Turbine Runner dan Stator
6.3.
CARA KERJA
ONE WAY CLUTCH
6.3.1.
Outer Race Berputar Searah Putaran Poros Engkol
Saat
outer race berputar searah putaran poros engkol, ia akan mendorong bagian
atas sprag. Karena panjang l1 lebih pendek dari l , maka outer race berputar
6.3.2.
Outer Race Berputar Berlawanan Arah Putaran Poros
Engkol
Bila outer race
berputar berlawanan arah putaran poros engkol, sprag tidak dapat miring karena
panjang l2 lebih panjang dari l. Akibatnya sprag berfungsi sebagai baji yang
mengunci outer race dan mencegahnya berputar.
Retainer
spring dipasang untuk menjaga posisi sprag sedikit menghadap ke atas pada arah
hampir mengunci outer race.
6.4.
PRINSIP PEMINDAHAN TENAGA
Bila kita
memasang dua buah kipas angin A dan B berhadapan satu sama lain, kemudian kipas
angin A dihidupkan, maka kipas angin B akan ikut berputar dengan arah yang
sama. Ini terjadi karena aliran udara dari kipas angin A membentur daun (vane)
kipas angin B dan selanjutnya kipas angin B akan terbawa berputar. Dengan kata
lain, terjadi pemindahan tenaga dari kipas angin A ke kipas angin B melalui angin
sebagai perantara.
Torque
converter bekerja dengan cara yang sama, pompa impeller memainkan peranan kipas
A dan turbine runner sebagai kipas B. perantaranya adalah fluida (ATF).
Dalam
keadaan yang sama, pompa impeller diputarkan oleh mesin yang memberikan energy
dinamik pada minyak. Karena gaya centrifugal minyak dengan energy dinamik
mengalir sepanjang permukaan kurva pompa impeller dan keluar dari bagian tengah
kebagian luar dengan kecepatan yang tinggi, dan dengan sudut yang tertentu
mendorong kipas-kipas turbine runner untuk memberikan momen . Momen ini adalah
tenaga yang memutarkan turbin sama dengan pompa impeller dan memungkinkan
keduanya berputar dalam satu kesatuan. Ini adalah cara kerja kopling fluida.
Gambar : Prinsip PemindahanTenaga
6.5.
PRINSIP PEMBESARAN MOMEN
Pada kedua kipas
yang diceritakan sebelumnya ditambahkan air duct, udara yang mengalir ke kipas
B akan dikembalikan ke kipas A dari belakang melaui air duct. Ini akan
menyebabkan energi yang tertinggal di udara setelah melalui kipas B akan
membantu putaran kipas A.
Dalam
torque converter, stator berfungsi sebagai air duct
Gambar : Prinsip Pembesaran Momen
7.
Mekanisme Lock Up Clutch (sistem ECT)
Pada
coupling range ( tidak ada peningkatan momen puntir ) Torque Converter
meneruskan momen input dari mesin ke transmisi pada ratio mendekati 1 : 1. Pada
pompa Impeller dan Turbine Runner paling sedikit terdapat perbedaan kecepatan
putar 4 sampai 5 %. Oleh sebab itu , Torque Converter tidak memindahkan 100 %
tenaga yang dibangkitkan oleh mesin ke transmisi, jadi terdapat kerugian
energi. Untuk mencegahnya dan untuk mengurangi penggunaan bahan bakar, lock up
clutch secara mekanik menghubungkan pompa Impeller dengan Turbine Runner pada
saat kecepatan kendaraan mencapai 60 km/jam atau lebih , dengan demikian hampir
100 % tenaga yang dibangkitkan oleh mesin diteruskan ke transmisi.
Cara kerja
Lock Up Clutch
bekerja berdasarkan aliran fluida yang mengalir ke Torque Converter. Saat kendaraan
berjalan lambat, Converter Pressure mengalir ke bagian depan Lock Up sehingga
Lock Up tidak bekerja .
Engine---
Drive Plate ---Front Cover Pump Impeller --- Turbine Runner
---Turbine Runner Hub--- Input Shaft
Gambar : Cara Kerja Lock Up Clutch Kecepatan sedang/tinggi
Saat kendaraan
kecepatan sedang s/d tinggi . Aliran fluida menekan Lock – Up ke arah Converter
Case sehingga Lock – Up Clutch bekerja. Engine ---Drive Plate ---Front Cover
( Converter Case ) ---Lock Up Clutch ---Turbine Runner Hub--- Input Shaft.
Gambar : Cara Kerja Lock Up Clutch Kecepatan sedang/tinggi
8.
PLANETARI GEAR UNIT
8.1. Fungsi :
1. Merubah perbandingan gigi, untuk
merubah momen dan kecepatan
2. Memungkinkan gerakan mundur
3. Memungkinkan gigi mundur
Planetari Gear
set mempunyai tiga macam gigi yaitu :
1. Ring gear
2. Sun gear
3. Pinion gear.
Pinion
gear dipasang pada Carrier . Pinion gear berhubungan dengan Sun gear dan Ring
gear.
Gambar : System Planetary Gear
8.2.
Cara kerja :
Sun
gear, Ring gear maupun pinion Gear ( carrier ) terkunci dengan gigi lain
yang beraksi sebagai input dan output sehingga terjadi percepatan, perlambatan
dan gerakan mundur.
8.2.1.
Perlambatan
Cara kerja roda
gigi Ring gear - Drive member (penggerak) = input Sun gear - Fixed (ditahan)
Carrier –Driven member ( digerakkan ) = output Bila Ring gear berputar searah
jarum jam, pinion gear akan berputar mengelilingi Sun gear sambil berputar searah
jarum jam. Ini menyebabkan putaran Carrier menjadi lambat sesuai
dengan banyaknya gigi Ring gear dan Sun gear.
8.2.2.
Percepatan
Cara kerja roda
gigi Ring gear--- Driven member (digerakkan) = output Sun gear --- Fixed ( ditahan ) Carrier --- Drive member (
penggerak ) = input. Bila Carrier berputar searah jarum jam, pinion gear akan
berputar mengelilingi Sun gearsambil berputar searah jarum jam. Ini menyebabkan
putaran Ring gear menjadi cepat sesuai dengan jumlah gigi Ring gear dan
sun gear, Dan ini berlawanan dengan contoh di atas.
8.2.3.
Mundur
Cara kerja roda
gigi Ring gear - Driven member ( digerakkan ) Sun gear - Drive member ( penggerak ) Carrier - Fixed (
ditahan ) Bila sun gear berputar searah jarum jam, pinion gearyang terikat pada
carrier akan berputar berlawanan dengan jarum jam dan mengakibatkan Ring gear
juga berputar berlawanan dengan jarum jam. Pada saat ini Ring gear
menjadi lambat sesuai dengan jumlah gigi Sun geardan ring gear.
9.
GEAR RATIO
Jumlah gigi digerakkan
Gear Ratio = ------------------------------
Jumlah gigi pernggerak
Karena Pinion
gear bekerja sebagai idle gear , jumlah giginya tidak dikaitkan dengan gear
ratio. Oleh karena itu , gear ratio Planetary gear ditentukan oleh jumlah gigi
carrier, ring gear dan sun gear. Karena carrier bukan merupakan gigi, banyaknya
gigi perumpamaan dipergunakan pada carrier. Banyaknya gigi carrier Zc dapat
diperoleh dengan persamaan :
Zc = Zr + Zs
Di mana ,
Zc = jumlah gigi carrier
Zr = jumlah gigi ring gear
Zs
= jumlah gigi sun gear
Contoh :
Zr = 56 dan Zs =
24 , jika Sun gear fixed ( mati) dan Ring gear bekerja sebagai penggerak, maka
gear ratio dari Planetary gear set adalah sbb :
Digerakkan Jumlah gigi Carrier
GR = ------------------ = -----------------------
Menggerakkan Jumlah gigi Ring gear
= Zr
+ Zs
Zr
= 56
+ 24
5
= 1,429
10.
Planetary gear unit 3 kecepatan
•
Counter drive gear diikatkan oleh alur
dengan
intermediate shaft dan berkaitan
dengan
counter driven gear.
•
Front dan rear sun gear berputar bersama
sebagai
satu unit
•
Front planetary carrier dan rear planetary
ring
gear masing-masing diikatkan oleh
alur
dengan intermediate shaft.
11.
FUNGSI MASING – MASING ELEMEN
NAMA FUNGSI
Forward Clutch (C1) Menghubungkan input shaft
dengan front ring gear
Direct
Clutch (C2) Menghubungkan
input shaft dengan front dan rear sun gear
2nd Coast Brake
(B1) Mengunci
front dan rear sun gear, mencegah berputarnya searah jarumjam maupun
berlawanan jarum jam
2nd Brake (B2 ) Mengunci front
dan rear sun gear, supaya tidak berputar berlawanan dengan jarum jam,
pada saat F, kerja.
1 st Reverse
Brake (B2) Mengunci planetary
carrier supaya tidak berputar searah maupun berlawanan dengan jarum jam
One-way Clutch
No. 1 (F1) Pada saat B2
bekerja, mengunci front dan rear sun gear supaya tidak berputar
berlawanan dengan jarum jam
One-way Cutch No. 2 (F2) Mengunci planetary carrier supaya tidak
berputar berlawanan dengan jarum jam
12.
SISTEM KONTROL HIDROLIK
Hydraulic
control system merubah beban mesin (sudut pembukaan throttle valve) dan
kecepatan kendaraan menjadi bermacam-macam tekanan hidrolik yang akan
menentukan shifting.
Sistem ini
terdiri dari oil pump, governor valve, dan valve body. Oil pump drive
gear berhubungan dengan pump impeller pada torque converter dan selalu berputar
dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan mesin. Governor valve digerakkan
oleh drive pinion dan mengubah putaran (kecepatan) drive pinion shaft menjadi
hydraulic signal yang dikirimkan ke valve body. Valve body menyerupai jalan
yang berliku-liku, mempunyai jalur-jalur yang banyak sebagai saluran minyak
transmisi. Pada jalur-jalur ini dipasang banyak katup yang membuka dan menutup
jalur-jalur ini untuk mengirimkan dan menghentikan “hydraulic signal”ke
bagian-bagian planetary gear unit.
OIL PUMP
Oil pump
dirancang untuk mengirimkan minyak ke torque converter, melumasi
planetary gear unit dan mengoperasikan tekanan kerja pada hydraulic control
system. Drive gear dari oil pump terus menerus digerakkan oleh mesin melalui
torque converter pump impeller.
TEKANAN MINYAK
Line pressure
fungsinya :
Diatur oleh
primary regulator valve, ini adalah tekanan yang paling dasar dan terpenting
yang digunakan pada transmisi otomatis, karena berfungsi untuk mengoperasikan
semua kopling dan brake dalam transmisi, dan juga karena ini adalah sumber
semua tekanan yang lain (governor pressure, throttle pressure dll) yang
digunakan pada transmisi otomatis.
Converter
pressure dan lubrication pressure fungsinya :
Dihasilkan oleh
secondary regulator valve, ini digunakan untuk mengalirkan minyak ke
torque converter, melumasi transmission case dan bearing dll serta untuk
mengirimkan minyak ke oil cooler.
Throttle
pressure fungsinya :
Throttle prssure
(yang dihasilkan oleh throttle valve) naik dan turun mengikuti penekanan
pedal akselerator.
Governor
pressure fungsinya :
Governor
pressure (yang dihasilkan oleh governor valve) mengikuti kecepatan kendaraan.
Keseimbangan atara kedua tekanan ini adalah faktor yang menentukan shift
poit;oleh karena itu tekanan ini merupakan faktor yang sangat penting.
Comments
Post a Comment