Cara Memeriksa Baterai
Baterai
merupakan sumber tenaga listrik yang digunakan pada kendaraan. Baterai ini akan
mensuplai listrik untuk motor starter pada saat mesin pertama dihidupkan.
Setelah mesin hidup, maka baterai akan diisi kembali. Seiring dengan pemakaian
kendaraan, maka baterai akan mengalami penurunan kemampuan. Untuk itu perlu
dilakukan pemeriksaan pada baterai yang terpasang pada kendaraan. Berikut ini
adalah cara memeriksa baterai yang dapat Anda lakukan :
1. Pemeriksaan kondisi kotak baterai
Kotak
baterai adalah bagian terluar dari baterai yang bisa dilihat secara visual.
Bahan yang digunakan adalah bahan semacam plastik transparan. Pemeriksaan dapat
dilakukan secara visual.
2. Pemeriksaan kebersihan kotak baterai dan terminal baterai
Baterai
kendaraan biasa terletak di ruang mesin, dalam kondisi tertutup. Akan tetapi,
seiring dengan waktu dan kondisi jalan yang dilalui, baterai akan menjadi
kotor. Pemeriksaan yang bisa dilakukan adalah pemeriksaan kebersihan
kotak baterai dari debu yang menempel. Hal yang tidak kalah penting
adalah kebersihan terminal baterai, karena terminal ini sebagai tempat untuk mengalirkan
arus listrik dari dan ke baterai. Terminal dapat dibersihkan denagan
menggunakan sikat kawat yang lembut dan kain lap. Beberapa hal yang menyebabkan
terminal kotor selain karena debu adalah akibat terminal kurang kencang atau
memang baterai sudah rusak.
3.
Pengecekan berat jenis baterai masing-masing sel
Pada
baterai berjenis basah, didalamnya berisi cairan kimia yang biasa disebut elektrolit.
Cairan ini yang akan bereaksi secara kimia dengan plat positif dan plat negatif
untuk menghasilkan tegangan listik. Pemeriksaan yang dilakukan adalah memeriksa
berat jenis cairan elektrolit. Berat jenis adalah nilai dari hasil perbandingan
antara berat dan volume. Untuk baterai yang terisi penuh, nilai dari berat
jenis elektrolit adalah 1,25 sampai 1,27 kg/liter. Dengan mengukur berat jenis
elektrolit masing-masing sel, dapat diketahui kondisi kapasitas baterai
tersebut. Apabila selisih berat jenis antar sel lebih dari 0,50 kg/liter,
sebaiknya baterai diganti.
4.
Pemeriksaan tegangan baterai
Tegangan
baterai dapat diukur dengan alat yang dinamakan multitester. Caranya
adalah memilih selektor pada DC volt dengan skala alat ukur max 50 volt.
Lalu pasang probe merah pada terminal positif baterai, dan probe hitam pada
terminal negatif baterai. Lalu baca penunjukan jarum. Kondisi baterai yang
normal berada di kisaran 12 -13 volt. Apabila hasilnya kurang dari nilai
tersebut, ada kemungkinan baterai tidak terisi penuh atau sudah rusak.
5.
Jumlah elektrolit
Jumlah
cairan elektrolit (cairan yang diisikan di dalam baterai berjenis basah)
dapat dicek secara visual. Hal ini dimungkinkan karena kotak baterai biasanya
transparan sehingga cairan didalamnya mudah terlihat. Kondisi normal adalah
antara garis upper dan garis lower. Apabila jumlahnya kurang dari garis lower,
maka perlu ditambahkan cairan air aki ( air suling). Cukup diisikan sampai
garis upper. Apabila melebihi dari garis tersebut, ada kemungkinan cairan akan
tumpah dan dapat merusak material / cat pada kendaraan.
6.
Tutup baterai dan saluran ventilasi
Ketika
terjadi proses pengisian baterai (saat mesin dihidupkan), akan terjadi reaksi
kimia antara kutub baterai dan cairan elektrolit. Reaksi tersebut dapat
menimbulkan gas. Pada tutup baterai terdapat saluran ventilasi untuk mengeluarkan
gas tersebut. Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah memastikan saluran
ventilasi tidak tersumbat. Selain itu juga memastikan tutup baterai terpasang
dengan kencang, untuk mencegah cairan elektrolit tumpah.
Baca Juga:
Comments
Post a Comment