Mengenal common rail diesel
Dalam sebuah mobil, terdapat sebuah mesin sebagai sumber tenaga.
Tenaga tersebut disalurkan melalui mekanisme pemindah tenaga ke roda
untuk menggerakkan kendaran. Salah satu mesin penggerak mobil yang umum
dipakai adalah mesin diesel, dengan bahan bakar solar. Pada mesin
diesel, tenaga dihasilkan dari pembakaran solar dengan sendirinya oleh
udara panas yang dihasilkan pada langkah kompresi. Dengan sistem
kerjanya tersebut, mesin diesel mempunyai efisiensi panas yang lebih
baik dibanding mesin bensin.
Agar solar dapat masuk ke ruang bakar dan dapat menghasilkan
pembakaran yang maksimal, diperlukan sebuah sistem bahan bakar. Ada
beberapa teknologi dalam hal ini, mulai dari diesel konvensional, EFI
diesel dan yang terbaru adalah teknologi common rail.
Apa itu sistem common rail? Untuk mempermudah pemahaman tentang
common rail, dapat disederhanakan dengan analogi berikut. Ada sebuah
rumah dengan sebuah sumur air, pompa air, tanki penampungan dan kran
air di beberapa tempat. Ketika pemilik menginginkan air kran bisa
keluar, maka ia akan menghidupkan pompa air, untuk menghisap air dari
sumur dan mengirimkan ke tanki penampungan air. Didalam tanki
penampungan terdapat pelampung yang akan mematikan pompa saat sudah
penuh. Terdapat juga lubang overlow untuk membuang kelebihan air. Karena
letak penampungan air lebih tinggi dari posisi kran, maka dihasilkan
energi potensial. Energi ini menyebabkan air mempunyai tekanan sehingga
akan mengalir ketika kran dibuka. Air dapat tetap mengalir saat jumlah
di tanki penampungan mencukupi, atau saat pompa air dihidupkan.
Analogi diatas sedikit dapat menjelaskan mengenai sistem common rail.
Setiap komponen tersebut ada kaitannya dengan sistem common rail. Jika
sumur adalah tanki bahan bakar, pompa adalah supply pump, tanki
penampungan adalah common rail, pelampung dan pembukaan kran adalah
kontrol elektroniknya sedangkan kran adalah injektor bahan bakar. Pada
aktualnya, sistem common rail lebih komplek. Ada pengaturan tekanan
bahan bakar, volume dan saat injeksi, kontrol putaran idle dan
pengaturan sistem lainnya. Hal tersebut disesuaikan dengan beban dan
putaran mesin, sehingga dihasilkan tenaga pembakaran yang optimal.
Jadi sistem common rail dapat diterjemahkan sebagai sistem
bahan bakar pada mesin diesel, yang mana proses sirkulasi, pengaturan
tekanan bahan bakar, control volume dan timing injeksi diatur secara
optimal oleh engine ECU (electronic control unit) , untuk menghasilkan
tekanan pembakaran yang maksimal sesuai dengan beban dan putaran mesin.
Sebagai perbandingan saja, tekanan bahan bakar pada EFI bensin sekitar
0.3 Mpa, sedangkan di sistem common rail tekanan bisa mencapai 160 Mpa.
Semoga bermanfaat!
Comments
Post a Comment